Pembahasan kedua merk ini sudah lama banget pengen saya tulis. Tapi karena menulis butuh ketenangan, informasi dan waktu yang cukup, akhirnya baru bisa saya tulis pagi ini selepas subuh.
Well, ini adalah pembahasan yang cukup menarik tentang branding. Supaya temen – temen bisa lebih paham, saya akan bahas sedikit tentang positioning dalam sebuah brand.
Positioning itu ibaratnya sebuah perlombaan. Dalam perlombaan tentu akan ada yang namanya juara, sepakat yah?
Ada yang juara 1, 2, 3, dst.. Bedanya dalam positioning adalah kita harus bisa juara satu di hati customer. Setiap brand harus berusaha menjadi nomor satu di hati customer. Kenapa? Karena kalau di hati customer brand kamu nomor satu, maka customer tersebut sulit untuk berpindah brand ke yang lain
Bedanya dalam positioning, perlombaan ini terbuka untuk semua kalangan dan tidak punya batasan waktu. Artinya yang juara 3 sekarang, bisa saja suatu saat menyalip kamu di tikungan menjadi nomor satu.
Kalau kamu sudah berhasil menjadi nomor satu di hati customer, maka strategi yang kamu perlu lakukan adalah bertahan agar mereka yang tadinya nomor 2, 3, 5 tidak bisa menyalip kamu.
Itu sekilas tentang konsep positioning. Sudah mulai paham yah?
Sekarang kita masuk ke pembahasan coca cola vs big cola.
Seperti yang kita tahu, coca cola sudah lama mendominasi pasar untuk minuman berkarbonasi atau yang lebih dikenal sebagai minuman bersoda. Bahkan dulu saya kecil, lumayan sering minum beginian.
Mulai dari botol yang kaca, sampai sekarang sudah menggunakan botol plastik. Saking lamanya coca cola, akhirnya coca cola menjadi market leader di banyak negara khususnya di Indonesia. Disusul sama pepsi, seven up, dan lain – lain.
Tapi ada yang unik dari coca cola. Tau gak apa?
Let’s talk..
POSITIONING COCA COLA
Sadar gak sih kalau sebenarnya positioning coca cola itu ternyata unik banget. Seperti yang kita tahu kalau PT COCA COLA COMPANY itu mengeluarkan banyak produk. Saya kutip dari website nya coca cola Indonesia, ada begitu banyak merk mulai dari coca cola itu sendiri, sprite, fanta, ades, freshtea, bahkan sampai minute maid.
Pinternya coca cola adalah mereka membangun banyak merk dan setiap merk itu hanya punya satu positioning yang spesifik. Saya kasih contoh misalnya kamu ke minimarket dan pengen beli minuman bersoda.
Setelah kamu lihat ternyata ada 3 pilihan yaitu coca cola, sprite, dan fanta. Sadar gak sih, kalau setiap merk ini punya positioningnya masing – masing? Kita bahas yah
Ketika kita pengen minuman bersoda rasa cola, maka yang diambil adalah coca cola.
Ketika kita pengen minuman bersoda rasa lemon, maka yang diambil adalah sprite.
Ketika kita pengen minuman bersoda rasa buah, maka yang diambil adalah fanta.
Dan persepsi ini emang sengaja dibangun oleh Coca Cola Company. Jadi bukan tiba – tiba muncul gitu aja di pikiran customer. Mulai dari iklan, dan lain – lainnya pasti sudah disiapkan dengan sangat matang.
Hal ini juga dilakukan oleh Apple. Ketika kamu beli smartphone apple, kamu tidak bilang beli hp apple. Kamu bilangnya iphone. Ketika beli laptopnya apple, kamu gak bilang laptop apple, tapi sebutnya Macbook.
Ini adalah kuncinya kalau kamu mau bangun brand. Satu brand hanya bisa punya 1 positioning. Positoningnya bisa spesifik banget seperti yang dilakukan apple dan coca cola company atau bisa lebih gede seperti yang dilakukan big cola.
POSITIONING BIG COLA
Nah, sekarang kita bahas lanjut untuk positioning big cola. Big cola ini merupakan merk dagang dari perusahaan AJE Group. Di Indonesia sendiri di pegang oleh PT AJE Indonesia. Perusahaan AJE Group ini asalnya dari Peru.
Nah di Indonesia ini baru masuk di tahun 2010. Positioning yang diambil oleh big cola ternyata lebih luas dibandingkan coca cola tadi. Big cola itu mengambil positioning sebagai minuman rasa berkarbonasi.
Nah dari sini sudah kelihatan bedanya yaahh. Jadi big cola itu lebih ke variasi rasa dari produknya, tapi tetap menggunakan nama Big Cola.
Jadi ada big cola rasa lemon, stawberry, jeruk, cola, bahkan ada yang biru setahu saya. Nah ini juga konsepnya benar dalam positioning. Hanya saya cakupannya jadi lebih luas.
KUNCI POSITIONINGNYA DALAM MEMBANGUN SEBUAH BRAND
Seperti yang saya bahas sebelumnya, bahwa setiap 1 brand hanya boleh punya 1 positioning. Positioning ini ibaratnya sebuah karet, kamu bisa tarik lebar sampai selebar – lebarnya (luas) atau bisa kamu sempit kan (spesifik).
Misalnya gini, ada sebuah brand yang jualan lampu. Jadi brand ini khusus jualan lampu. Nah, tapi karena jualan lampu saja ternyata omsetnya gak bisa bertambah, akhirnya brand ini jualan minuman soda dengan nama merk yang sama.
Nah ini sudah gak boleh. Karena lampu, tidak memiliki korelasi dengan minuman soda. Artinya brand tadi menyalahi aturan dalam branding. Dan akan menyebabkan kebingungan di persepsi customer.
Perasaan brand ini kemaren jualan lampu deh, kok tiba – tiba jadi minuman soda. Nah untuk memperbesar positioning lampu tadi, maka bisa bermain di positioning untuk alat elektronik khusus buat rumah tangga. Jadi bisa lampu, bisa kulkas, bisa tv, bisa oven, dan lain – lain.
Atau seperti samsung yang positioningnya makin gede. Ada Smartphone, Home Appliances, Tv & AV, bahkan IT juga ada. Nah ini tergantung dari visi dan misi sebuah brand lagi. Kenapa brand itu lahir harus jelas pengen jadi siapa di benak customer.
Kalau saya saranin, kalau kamu masih pemain kecil dan bukan punya modal kayak samsung. Mulai lah membangun brand dengan positioning yang lebih spesifik. Semakin spesifik, semakin mudah nancap di pikiran customer.
BISAKAH BIG COLA JADI MARKET LEADER MENGALAHKAN COCA COLA?
Back to topic, “mungkin gak sih big cola bisa menyalip coca cola untuk jadi market leader?..”
Pertanyaan ini sebenarnya mungkin – mungkin saja. Karena ya emang dalam dunia bisnis gak ada yang gak mungkin. Selagi kamu punya strategi yang bagus dan matang, kamu bisa saja jadi market leader.
Big cola ini menjadi kompetitor nya coca cola. Bedanya adalah segmentasi pasar yang diambil. Kalau dari segi harga Big Cola itu mengambil segmentasi pasar middle dan middle low. Makanya, harga big cola itu jauh lebih murah. Setau saya itu sekitar 3rb an. Sedangkan coca cola itu segmentasi pasarnya middle dan middle up dengan range harga sekitar 5-6rb an di minimarket.
Kenapa? Karena kalau kamu ke hotel berbintang atau ke restaurant yang mahal. Kamu gak bakalan jumpain produk big cola. Pasti kalau gak sprite, fanta dan coca – cola.
Karena big cola tidak mau bersaing secara langsung dengan coca cola. Jadi saluran distribusi yang dipilih big cola juga berbeda. Karena kekuatan big cola itu di harga murah dan isi yang lebih banyak.
Jadi buat orang – orang yang mau minuman bersoda dengan harga yang murah dan isi yang lebih banyak, solusinya bisa milih big cola. Nah itulah pasar yang dibidik oleh big cola.
Jadi bukan sekedar jual murah untuk banting harga. Beda dengan bisnis – bisnis yang dibuat tanpa perhitungan. Jual murah untuk banting harga. Mikirnya kalau murah pasti dibeli. Gak gitu jainaaabb….
Yang ada brand kamu yang modar kalau asal – asal jual murah.
Okeh, saya rasa cukup sekian dulu tulisan kali ini. Kalau kepanjangan juga pasti malas baca kan. Semoga bisa menambah wawasan temen – temen tentang dunia branding.
See you..